Minggu, 11 Agustus 2013

Divonis mustahil


Hujan diluar jendela masih sangat deras dan akupun
hanya melewatkannya dengan bermanja-manja
bersama Gadget-ku. Terus saja hidungku mencoba
meraih baunya, iya... aroma khas air hujan yang
menyatu dengan tanah.
dengan sok sibuknya, tetap bersama si gadget
walaupun aku sebenernya tak cukup paham apa
tujuanku membuka gadget-ku. akhirnya ku arahkan jari
telunjukku mengenai icon browser. entah kenapa tulisan
"Facebook" menyeret perhatian mataku, tanpa ampun
langsung aku klik saja. makanan dimeja belajarku tak
luput juga dari rayuan jemariku agar bisa menemani
keseriusanku mencumbui kabar berita diFacebook.
aku terus menyentuh layar gadgetku naik turun sambil
sesekali menatap langit-langit kamar.
tak berapa lama kemudian nama dan statusmu
menyeruak ke permukaan beranda. senyumku mulai
mengembang dan terkadang sedikit deraian tawaku
mulai memecah kebisingan air hujan tatkala aku
membaca setiap aksara yg kamu tulis. hatiku mulai tak
betah berdiam diri dan mulai menikam pikiranku dengan
berbagai pertanyaan, "apakah itu untuk aku?" "apa itu
karena aku?" "untuk siapakah?"
tak lebih dari setitik asa bahwa semua itu memang
benar untukku. aku memang terlalu nekat untuk melukai
hatiku dengan tak pernah berhenti menaruh harapan
"padamu", orang yang tak pernah menjemput harapan
dan doa-doa kecilku yg selalu kurajut malam demi
malam dan yang membuatku divonis mustahil untuk
memiliki hati yg selama ini aku yakini...
(Bersambung)

Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar