Minggu, 11 Agustus 2013

Hope

Suatu hari aku bermain-main di ladang seperti biasa. Menangkap capung dan kejar-kejaran sama burung pipit yang nakal memakan gandum di ladang. Tiba-tiba aku mendengar suara berisik di gudang tempat kakek menimbun hasil ladang. Kubuka perlahan pintu kayu yang melapuk itu. Terlihat cahaya yang sangat silau aku melihat unicorn ya benar aku melihat unicorn berwarna merah jambu di situ aku tidak berbohong. Ku katakan hal tersebut pada kakek yang sibuk mengangkut gandum ke gerobak tapi kakek tidak percaya. Lalu aku kembali ke gudang kakek dan melihat sang unicorn telah hilang. Tapi tunggu, tanduknya patah iya aku menemukan tanduknya saja akhirnya ku bawa ke kamar.
Malam harinya aku tertidur pulas, aku tidak mengetahui hal apa saja yang terjadi saat itu. Disaat pagi dan aku terbangun, tanduk unicorn tadi menghilang tapi aku menemukan sebuah kotak musik di tempat aku meletakkan tanduk unicorn tadi malam.
Ku bawa kotak musik itu di tengah ladang yang kering dan gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan. Ku buka perlahan terdengar lagu klasik yang sangat indah. Lalu aku menari, berlari, menyapa sahabat-sahabatku di sana. Capung dan burung pipit. Tiba-tiba muncul cahaya terang dari kotak musik itu cahaya itu lalu menyelimuti seluruh ladang kakek. Dengan ajaib cahaya itu merubah ladang kakek yang gersang menjadi ladang siap panen. Kakek yang melihat dari gudang takjub dan bersyukur karena kini kakek tidak jadi menjual ladang dan tanahnya. Sekarang ladang ini hidup kembali berkat cahaya. Cahaya itu adalah wujud dari upaya kerja keras dan harapan kakek selama ini. Hope will never die even you throw it in the dark.


Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar