Minggu, 11 Agustus 2013

Sampai kapan mau begini terus


Tolong, ajari aku caranya melupakanmu.

Aku melihatnya berjalan, tampan seperti biasanya. Selalu bisa membuatku terpana, dan tidak henti-hentinya menatap dari kejauhan.
"Ciee.... Ngeliatin Dewo ya?" kata Talia, sahabatku.
Aku tersenyum. "Iyalah. Siapa lagi yang aku liatin sampai segininya?"
Talia tertawa. "Jangan cuma diliatin dong, ungkapin sana. Udah 10 tahun kan suka dia?"
Aku terdiam. "Well.... Aku gak berani."
Talia memegang bahuku. "Sampai kapan begini terus?"
Aku menatap Dewo yang berjalan melintasi kantin sekolah.
Sampai kapan begini terus?
***
Ku intip Dewo dari jendela rumah. Kulihat ia membuka pagar rumahnya, kemudian menaiki motornya.
Lalu ia melintasi depan rumahku lumayan laju, namun sempat kulihat wajahnya walaupun terlindungi helm.
"Hati-hati dijalan, Dewo..." gumamku pelan.
Selalu seperti ini. Hanya bisa mengatakan 'hati-hati' kepada tetangga kesayanganku dari balik jendela, tertanam dalam hati.
Sampai kapan begini terus?
***
Ajari aku melupakanmu.
Talia memelukku erat. Ini bukan yang pertama kalinya aku menangis untuknya, dan aku yakin bukan yang terakhir juga.
"Kamu cewek itu suka sama dia?"
Aku mengangguk, terisak pelan. "Iya... Mereka deket, Tal..."
Talia memelukku kian erat. "Sabar... Mungkin kamu harus move on."
Move on? Apa semudah itu?
Melupakan perasaan selama 10 tahun ini?
"Kamu move on, atau ungkapin ke dia...
"Sampai kapan mau begini terus?"
***
Melupakan mungkin bisa, namun apakah merelakan semudah itu?
Ku tatap langit sore kali ini. Tenang, damai.
Dewo.
Melupakanmu saja sulit, apalagi sampai harus merelakan?
Tapi aku lelah; menunggu untuk yang tidak pasti.
Sampai kapan mau begini terus?

Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar