Minggu, 11 Agustus 2013

Sewindu selamat tinggal


Sepi, kosong. Agak sedikit hampa, aku tak pernah menyadari betapa besar ketergantungan ku akan kamu. Semua orang memang begitu bukan? Tak pernah tau apa arti sesuatu sampai akhirnya kehilangan. Aku melihat, namun buta. Aku mendengar tapi seakan tuli. Aku tak percaya? sewindu hitungan masa musnah tinggal luka.

Kamu satu satunya orang yang kupercaya dustanya. Kamu bisa membuatku bertahan menunggu hari berlalu bulan berganti dan musim berubah. Kamu bisa membuatku jatuh cinta meski hanya dengan berkedip dan tak melakukan apa apa.

Kupikir selama ini kita bahagia, kita tertawa, bersandar diam melihat dunia, jatuh tertidur dengan jari tangan masih terjalin. Hey.. Aku dan kamu sempurna. Bahkan jarak ratusan kilometer cuma hitungan angka. Tak punya makna, katamu sore itu sambil memeluk ku dan masuk ke kereta. Kamu tersenyum lewat jendela dan aku melambai.

Dan petaka itu tiba. Hari dimana seharusnya jadi bahagia karena aku ke kota mu dengan rahasia. Dadaku berdebar, membayangkan betapa akan menyenangkan merayakan ulang tahun mu ke dua lima bersama. Aku memakai terusan putih selutut dengan pita violet di pinggang, kamu pernah memuji ku dengan gaun ini sebelumnya.

Aku menunggu mu usai jam kerja. Lobby kantor mu dingin, aku bergidik menyesali cardigan yang kusimpan di hotel tempatku bermalam. Sekali lagi aku tersenyum, membuka kotak kado dan menyentuh pita nya. Bayangan ku menerawang tak sabar menunggu kamu pulang dan terkejut melihat ku berdiri di ruang tunggu.

Namun bukan kamu saja yang terkejut ternyata, darah ku seakan dihisap habis dari kepala. Kamu disana, tampan seperti biasa. Dengan kemeja biru muda dan dasi berwarna senada. Tapi dengan wanita yang menggandeng bahu mu, rambut cokelat dan lipstik merah menyala. Cantik. Aku tersenyum pahit. Kamu gugup dan ketakutan.

?Marsha, kapan kamu sampai?? tanyamu cemas. Wanita disampingmu menyeringai, sekilas aku ingat dongeng tentang nenek sihir yang membawa apel di keranjangnya.

?Aku senang akhirnya ada kesempatan untuk bertemu denganmu.? kata nenek sihir padaku.

Aku mengambil nafas berusaha tenang, ?Dia siapa?? pertanyaan bodoh yang sudah jelas jawabannya.

Hening. Bukannya menjawab kamu diam seakan bisu.

?Aku pacarnya, kami sudah 6 bulan ini bersama. Aku tau Tommy punya kamu. Tapi mau bagaimana? Aku takhluk, kamu tau dia begitu mempesona bukan??perempuan itu menceracau didepanku. Entah apa yang dia katakan selanjutnya.

Yang aku ingat, aku tersenyum pilu saat itu. ?Selamat ulang tahun Tom, hari yang menyenangkan untuk dikenang.? kataku melepas cincin pertunangan kita dan melemparnya ke arahmu. Berbalik pergi.

Dan disini aku sekarang, dalam kereta yang membawa ku pulang. Dengan luka, air mata dan perih yang kuseka dalam diam.

Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar