Minggu, 11 Agustus 2013

Waktu sunyi

Berdiam diri dalam ruangan gelap, terdengar sesekali detik jam yang terus berputar mengikuti tugasnya. Sesekali dia berdiri namun masih diam mulutnya bisu tak ada untaian kata yang terucap terlihat wajahnya penuh kegelisahan, berdiri berjalan bolak-balik tak menentu arah dan tujuan pasti. Warna langit mendadak berubah menjadi gelap menggambarkan suasana hati ferdy yang masih resah akan sesuatu itu, Suara langit menjadi gemuruh menandakan hujan akan turun bersamaan dengan suara angin yang berderuh kencang. 
Ferdy menjadi benci suasana saat itu seketika sikapnya yang baik, ramah, sopan dan selalu menjadi teman baik dimata sahabatnya menjadi berubah ada nada kebencian terlihat dari wajahnya dan ucapnya saat kesal menunggu waktu yang tak pasti. 

?kemana dia? masih belum memberi kabar untuk sekian kalinya?"Ucapnya ferdy yang menggerutu dalam hatinya.

Hujan turun semakin deras mengeluarkan suara gemuruh hingga detik jam mulai tak terdengar, tetesan hujan seakan menjelma suasana hati yang sedang resah. Cahaya lampu mendadak mati dan ruangan menjadi gelap semakin melengkapi kegundahan hati ferdy.
Sesekali dia tidur meluruskan kaki sambil menarik nafas mencari aura ketenangan namun bayang-bayang gadis itu masih terngiang dalam ingatannya.

Senyuman yang dilemparkan naela sang gadis senja mendadak mengalihkan perhatian ferdy saat berada dalam keramaian bersama para sahabat-nya di pinggir taman kota minggu lalu. Bermula dari senyuman membuatnya tertarik pada gadis itu untuk bisa berkenalan lebih dekat. 
Dia adalah naela, gadis yang mampu membuat ferdy luluh setelah kisah masa lalu-nya yang kelam selalu menghantuinya dan membuatnya tidak mampu membuka hati untuk orang lain. 

Ketampanan-nya menjadi luntur seketika dia mengingat luka dalam di masa lalu, mencintai dengan tulus hanya mendapatkannya hadiah luka.

Perlahan dia mengubur masa lalu itu, naela hadir seakan menghapus luka itu. Senyumannya bak penghapus yang kemudian menghapus coretan dalam kertas putih dalam sekejap menjadi bersih. 

Ferdy mencoba membalas senyum naela, rasa penasarannya membuat dirinya berani untuk berkenalan. 
Mendekat dan mengulurkan tangan itulah yang dia lakukan demi bisa berada dalam pelukan naela. 

" hai namaku ferdy, boleh tau nama kamu?" 
suara ferdy begitu menandakan seorang cowok yang berwibawa selalu membuat seorang wanita menjadi luluh.

?hai, namaku naela.."gadis itu membalas uluran tangan ferdy sekaligus memperkenalkan dirinya. 

Terjadi percakapan yang begitu akrab diantara keduanya, perkenalan singkat itu menjadi mereka sepasang burung yang sedang singgah untuk sekedar beristirahat di sebuah daratan. Saling menceritakan masa lalu selalu membuatnya menjadi semakin dekat dan akrab, dua pasang mata yang menyatu.
Kedekatan itu menjadi sebuah harapan yang tumbuh dalam kenyataan hati ferdy, angan-angan sebuah harapan selalu ingin menepi pada kepastian namun waktu terkadang mengalahkan harapan yang ada.

Menunggu balasan naela dalam ruang gelap ditambah suasana hujan semakin membuat ferdy geram, puncaknya tiba ketika tahu dia ketiduran sampai esok pagi naela tak kunjung juga membalas pesan 
singkatnya. 

Pesan itu hanya sebuah pertanyaan dari ferdy akan kemanakah hubungan ini berlanjut, pertanyaan yang menjurus untuk mencari kepastian itu selalu tak dihiraukan oleh naela. Seakan dia tidak mempermasalahkan hal itu mendiamkan ferdy penuh harapan begitu saja, hingga suatu saat tiba jawaban itu tak kunjung hadir naela menghilang begitu saja tanpa ada jawaban pasti. 

Kata terakhir dari ferdy saat-saat dia kecewa, seharusnya dia tahu bahwa ?Menunggu adalah sebuah hak sedangkan memberi kepastian adalah suatu kewajiban."


Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar