Minggu, 11 Agustus 2013

Senja sore hari


1 Agustus 2005
Seorang perempuan berparas cantik, berambut hitam lurus, berbaju merah muda meninggal bunuh diri tepat sore hari di bawah jembatan. Di tangannya terdapat sebuah kertas undangan. Dia bunuh diri karena tahu kalau kertas undangan itu milik kekasihnya. Rasa kecawanya dan sakit hatinya tak bisa tergambarkan sehingga dia bunuh diri. Nama cewek itu adalah Senja.

5 April 2002
Senja menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang telah menjadi kekasihnya. Mereka baru saja menjalin hubungan. Pertemuan mereka tak pernah d sengaja. Senja jatuh cinta pada saat laki-laki itu menolongnya. Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.

5 April 2004
Mereka menjalin hubungan telah 2 tahun lamanya. Sore hari dan jembatan itu menjadi saksi awal mereka menjalin hubungan. Di sore hari dan jembatan itu pula menjadi saksi hubungan mereka selama 2 tahun ini. Selama 2 tahun ini, suka duka senang susah gembira sedih mereka lalui bersama-sama. Betapa romantisnya mereka.

1 Agustus 2004
Mereka bertemu lagi di sore hari dan di jembatan itu. Kekasih Senja berpamitan kalau dia akan pergi meninggalkannya. Karena ada hal yang harus di kerjakan. Kekasihnya berpesan "Tunggulah aku, kau jangan pindah ke lain hati. Setialah kepadaku karena aku akan kembali. Temuilah aku di sore hari dan di jembatan ini". Sebenarnya, Senja tak mau ditinggalkan. Tetapi, dia menerimanya karena dia percaya dengan kekasihnya. Dia tak ingin meneteskan air matanya di depan kekasihnya. Pergilah kekasihnya meninggalkannya tepat sore hari di jembatan itu.

30 Juni 2005
Dia selalu setia menunggu kekasihnya datang. Setiap sore hari selama 1 tahun ini dia datang di jembatan itu demi menunggu dan menjemput kekasihnya jika datang. Selama ini, dia selalu berharap kekasihnya akan datang dan kembali kepadanya. Dan sekarang, harapannya terwujud. Kekasihnya datang dan menemuinya. Namun kekasihnya memberikannya sebuah kertas undangan. Senja berharap kertas undangan itu didalamnya terdapat namanya dan kekasihnya. Sia-sialah sudah dia menunggu. Hancur sudah semua harapannya. Yang didalam undangan itu bukan namanya tetapi melainkan perempuan lain yang akan menikah dengan kekasihnya. Dia sangat kecewa dan sakit hati. Air matanya tak terbendung. Dia lari sejauh mungkin meninggalkan kekasihnya di sore hari dan di jembatan itu dengan membawa kertas undangan. Dan di undangan itu kekasihnya akan menikah pada tanggal 1 Agustus 2005.

Dikutip dari: kawankumagz.com

0 komentar:

Posting Komentar